Selasa, 29 Maret 2011

Konsep Minapolitan Untuk Penembangan Wilayah Mandiri

Selasa, 29 Maret 2011 5
A.   PENDAHULUAN
            Konsep minapolitan pada dasarnya adalah konsep pengembangan wilayah dimana konsep ini menitik beratkan pada pengembangan komoditas-komoditas unggulan pada sektor perikanan di suatu wilayah pesisir Dengan kecenderungan kegagalan model pembangunan di suatu daerah yang  secara umum menyebabkan perekonomian di daerah tersebut yang tidak berkembang sehingga menyebabkan pembangunan terhambat. Dengan terhambatanya pembangunan di suatu daerah, maka dapat pula menyebabkan daerah tersebut menjadi daerah tertinggal atau menyebabkan disparitas antar wilayah. Dengan begitu model-model pengembangan kemandirian di daerah terus menerus digali. Disini akan tentang bagaimana mengembangkan konsep Minapolitan sebagai pendorong kemandirian pembangunan di daerah..
            Dari artikel yang saya dapat yakni tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Center for Policy Reform (CPR) Indonesia akan mewujudkan program kawasan minapolitan di berbagai daerah. Program ini harus di tunjangan dengan kegiatan yang lain dalam menjaga keberlanjutannya, seperti pengadaan fasilitas, pendampingan, pemberdayaan masyarakat, teknologi, pembiayaan, serta pemasaran produk perikanan dan kelautan. Pengembangan program ini pula harus di dukung dengan pengadaan sarana  dan prasarana serta pengembangan infrastruktur dan aksesibiltas dari dan menuju kawasan tersebut. Dengan semua pengembangan minapolitan yang melibatkan peran seluruh pemangku kepentingan dan sehingga proses transisi menjadi kawasan minapolitan mandiri dapat terwujud.
             Seperti diketahui bahwa kegiatan ekonomi kelautan dan perikanan yang pada umumnya berada di daerah pedesaan lambat berkembang karena kurangnya sarana, prasarana dan fasilitas pelayanan umum. Kualitas sumberdaya manusia juga relatif rendah dibandingkan dengan sumberdaya manusia di daerah perkotaan. Kawasan pedesaan lebih banyak berperan sebagai penyedia bahan baku, sedangkan nilai tambah produknya lebih banyak dinikmati di daerah perkotaan. Bahkan hubungan ekonomi kota dan desa sering eksploitatif, sehingga ekonomi masyarakat di daerah pedesaan sulit berkembangkan. Hal ini lah yang menyebabkan disparitas antar wilayah terjadi,
            Dengan konsep Minapolitan pembangunan sektor kelautan dan perikanan diharapkan dapat dipercepat. Kemudahan-kemudahan atau peluang yang biasanya ada di daerah perkotaan perlu pula dikembangkan di daerah-daerah pedesaan, seperti prasarana, sistem pelayanan umum, jaringan distribusi bahan baku dan hasil produksi di sentra-sentra produksi. Sebagai sentra produksi, daerah pedesaan diharapkan dapat berkembang sebagaimana daerah perkotaan dengan dukungan prasarana, energi, jaringan distribusi bahan baku dan hasil produksi, transportasi, pelayanan publik, akses permodalan, dan sumberdaya manusia yang memadai. Pengembangan wilayah dengan menggunakan konsep minapolitan merupakan konsep pengembangan ekonomi suatu daerah dengan menggunakan sektor perikanan sebagai basis perekonomian, dengan komoditas unggulan daerah masing-masing. Dengan basis pengembangan sektor unggulan sebagai kutub tumbuh kemandirian daerah, maka secara konseptual Minapolitan akan sangat sesuai untuk diterapkan sebagai strategi pengembangan daerah pesisir yang mandiri di Indonesia.
B.   UNSUR-UNSUR MINAPOLITAN SECARA KONSEPTUAL
Secara ringkas Minapolitan dapat didefinisikan sebagai berikut: Minapolitan adalah Konsep Pembangunan Ekonomi Kelautan dan Perikanan berbasis wilayah dengan pendekatan dan sistem manajemen kawasan berdasarkan prinsip-prinsip  integrasi, efisiensi,  kualitas, dan akselerasi tinggi. Sementara itu, kawasan minapolitan adalah kawasan ekonomi berbasis kelautan dan perikanan yang terdiri dari sentra-sentra produksi dan perdagangan, jasa, permukiman, dan kegiatan lainnya yang saling terkait.
Dalam perencanaan pengembangan kawasan minapolitan perlu di ketahui terlebih dahulu tentang unsur-unsur apa saja yang masuk dalam pengembangan minapolitan. Seperti kita ketahui tujuan pengembangan kawasan minapolitan adalah untuk mendorong percepatan pengembangan wilayah dengan kegiatan perikanan sebagai kegiatan utama dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat dengan mendorong keterkaitan desa dan kota dan berkembangnya sistem dan pengembangan wilayah pedesaan sebagai produsen yang berdaya saing tinggi. Hal ini harus di tunjang dengan perencanaan yang berbasis kerakyatan, berkelanjutan (tidak merusak lingkungan) dan terdesentralisasi (wewenang berada di Pemerintah Daerah dan Masyarakat) di kawasan Minapolitan.
Untuk itu perlu di mengerti terlebih dahulu tentang unsur-unsur apa yang harus di kembangkan dalam konsep minapolitan. Secara konseptual Minapolitan mempunyai 2 unsur utama yaitu, pertama Minapolitan sebagai konsep pembangunan sektor kelautan dan perikanan berbasis wilayah dan, kedua,  Minapolitan sebagai kawasan ekonomi unggulan dengan komoditas utama produk kelautan dan perikanan.
C.   PRINSIP-PRINSIP MINAPOLITAN DALAM PENGEMBANGANNYA
            Konsep Minapolitan didasarkan pada 3 azas, yaitu demokratisasi ekonomi kelautan dan perikanan pro rakyat, pemberdayaan masyarakat dan keberpihakan dengan intervensi negara secara terbatas (limited state intervention), dan penguatan daerah dengan prinsip: daerah kuat – bangsa dan negara kuat. Ketiga prinsip tersebut menjadi landasan perumusan kebijakan dan kegiatan pembangunan sektor kelautan dan perikanan agar pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan benar-benar untuk kesejahteraan rakyat dan menempatkan daerah pada posisi sentral dalam pembangunan.
Dengan konsep minapolitan diharapkan pembangunan sektor kelautan dan perikanan dapat dilaksanakan secara terintegrasi, efisien, berkualitas, dan berakselerasi tinggi. Pertama, prinsip integrasi diharapkan dapat mendorong agar pengalokasian sumber daya pembangunan direncanakan dan dilaksanakan secara menyeluruh atau holistik dengan mempertimbangkan kepentingan dan dukungan stakeholders, baik instansi sektoral, pemerintahan di tingkat pusat dan daerah, kalangan dunia usaha maupun masyarakat. Kepentingan dan dukungan tersebut dibutuhkan agar program dan kegiatan percepatan peningkatan produksi didukung dengan sarana produksi, permodalan, teknologi, sumberdaya manusia, prasarana yang memadai, dan sistem manajemen yang baik.
Kedua, pembangunan sektor kelautan dan perikanan harus dilaksanakan secara efisien agar pembangunan dapat dilaksanakan dengan biaya murah namun mempunyai daya guna yang tinggi. Dengan konsep minapolitan pembangunan infrastruktur dapat dilakukan secara efisien dan pemanfaatannya pun diharapkan akan lebih optimal. Selain itu prinsip efisiensi diterapkan untuk mendorong agar sistem produksi dapat berjalan dengan biaya murah, seperti memperpendek mata rantai produksi, efisiensi, dan didukung keberadaan faktor-faktor produksi sesuai kebutuhan, sehingga menghasilkan produk-produk yang secara ekonomi kompetitif.
Ketiga, pelaksanaan pembangunan sektor kelautan dan perikanan harus berorientasi pada kualitas, baik sistem produksi secara keseluruhan, hasil produksi, teknologi maupun sumberdaya manusia. Dengan konsep minapolitan pembinaan kualitas sistem produksi dan produknya dapat dilakukan secara lebih intensif. Keempat, prinsip percepatan diperlukan untuk mendorong agar target produksi dapat dicapai dalam waktu cepat, melalui inovasi dan kebijakan terobosan. Prinsip percepatan juga diperlukan untuk mengejar ketinggalan dari negara-negara kompetitor, melalui peningkatan market share produk-produk kelautan dan perikanan Indonesia tingkat dunia. Selanjutnya, konsep minapolitan akan dilaksanakan melalui pengembangan kawasan minapolitan di daerah-daerah potensial unggulan. Kawasan-kawasan minapolitan akan dikembangkan melalui pembinaan sentra-sentra produksi yang berbasis pada sumber daya kelautan dan perikanan. Setiap kawasan minapolitan beroperasi beberapa sentra produksi berskala ekonomi relatif besar, baik tingkat produksinya maupun tenaga kerja yang terlibat dengan jenis komoditas unggulan tertentu. Dengan pendekatan sentra produksi, sumber daya pembangunan, baik sarana produksi, anggaran, permodalan, maupun prasarana dapat dikonsentrasikan di lokasi-lokasi potensial, sehingga peningkatan produksi kelautan dan perikanan dapat dipacu lebihcepat.
Agar kawasan minapolitan dapat berkembang sebagai kawasan ekonomi yang sehat, maka diperlukan keanekaragaman kegiatan ekonomi, yaitu kegiatan produksi dan perdagangan lainya yang saling mendukung. Keanekaragaman kegiatan produksi dan usaha di kawasan minapolitan akan memberikan dampak positif (multiplier effect) bagi perkembangan perekonomian setempat dan akan berkembang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi daerah.
Dengan pendekatan kawasan dan sentra produksi, diharapkan pembinaan unit-unit produksi dan usaha dapat lebih fokus dan tepat sasaran. Walaupun demikian, pembinaan unit-unit produksi di luar kawasan harus tetap dilaksanakan sebagaimana yang selama ini dijalankan, namun dengan konsep minapolitan pembinaan unit-unit produksi di masa depan dapat diarahkan dengan menggunakan prinsip-prinsip integrasi, efisiensi, kualitas dan akselerasi tinggi.
Penggerak utama ekonomi di Kawasan Minapolitan dapat berupa sentra produksi dan perdagangan perikanan tangkap, perikanan budidaya, pengolahan ikan, atau pun kombinasi kedua hal tersebut. Sentra produksi dan perdagangan perikanan tangkap yang dapat dijadikan penggerak utama ekonomi di kawasan minapolitan adalah pelabuhan perikanan. Sementara itu, penggerak utama minapolitan di bidang perikanan budidaya adalah sentra produksi dan perdagangan perikanan di lahan-lahan budidaya produktif. Sentra produksi pengolahan ikan dan perdagangan yang berada di sekitar pelabuhan perikanan juga dapat dijadikan penggerak utama ekonomi di kawasan minapolitan.
D.   PENGEMBANGAN MINAPOLITAN SEBAGAI STRATEGI PEMBANGUNAN WILAYAH YANG MANDIRI
            Salah satu bentuk pendekatan pengembangan perdesaan pesisir yang dapat diwujudkan adalah berupa pengembangan kemandirian pembangunan perdesaan pesisir yang didasarkan pada potensi wilayah desa-desa pesisir itu sendirl, dimana keterkaitan dengan perekonomian kota harus bisa diminimalkan. Berkaitan dengan bentuk inilah maka pendekatan minapolitan disarankan sebagai strategi pembangunan yang terkonsentrasi di wilayah perdesaan pesisir.
Minapolitan akan menjadi relevan dengan wilayah pengembangan perdesaan karena pada umumnya sektor perikanan dan pemanfaatan sumberdaya laut memang merupakan mata pencaharian utama dari sebagian besar masyarakat pesisir. Otoritas perencanaan dan pengambilan keputusan akan didesentralisasikan di desa-desa sehingga masyarakat yang tinggal di perdesaan pesisir akan mempunyai tanggung jawab penuh terhadap pekembangan dan pembangunan daerahnya sendiri.
Dalam konteks pengembangan model minapolitan terdapat tiga isu utama yang perlu mendapat perhatian: (1) akses terhadap sumberdaya, (2) kewenangan administratif dari tingkat pusat kepada pemerintah daerah, dan (3) perubahan paradigma atau kebijakan pembangunan daerah untuk lebih mendukung diversifikasi produk perikanan dan kelautan.
Tingkat pengembangan minapolitan cukup dikembangkan dalam skala Kabupaten, karena dengan luasan atau skala kabupaten akan memungkinkan hal-hal sebagai berikut yakni : (1) Akses lebih mudah bagi rumah tangga atau masyarakat perdesaan untuk menjangkau kota; (2) Cukup luas untuk meningkatkan atau mengembangkan wilayah pertumbuhan ekonomi (scope of economic growth) dan cukup luas dalam upaya pengembangan diversifikasi produk untuk mengatasi keterbatasan keterbatasan pengembangan desa sebagai unit ekonomi; dan (3) Alih transfer pengetahuan dan teknologi (knowledge spillovers) akan mudah diinkorporasikan dalam proses perencanaan jika proses itu dekat dengan rumah tangga dan produsen perdesaan.
Dari berbagai altematif model pembangunan, konsep minapolitan juga dapat dipandang sebagai konsep yang menjanjikan teratasinya permasalah ketimpangan perdesaan dan perkotaan sebagaimana disampaikan di pendahuluan sebelumnya, hal ini karena minapolitan memiliki karaktersitik :
  • Mendorong desentralisasi dan pembangunan infrastruktur setara kota di wilayah perdesaan, sehingga mendorong penciptaan urbanisasi (way of life) dalam arti positif;
  • Menanggulangi dampak negatif pembangunan seperti migrasi desa kota yang tak terkendali, polusi, kemacetan Ialu lintas, pengkumuhan kota, kehancuran masif sumberdaya alam, pemiskinan desa dan lain sebagainya.
Dengan demikian pendekatan Minapolitan ini diharapkan dapat mendorong penduduk perdesaan untuk tetap tinggal di perdesaan melalui investasi di wilayah perdesaan. Minapolitan juga diharapkan akan mampu mengantarkan tercapainya tujuan akhir dari upaya Pemerintah Pusat dalam menciptakan pemerintahan di daerah yang mandiri dan otonom.
E.   ARGUMENTASI PENULIS
            Minapolitan merupakan salah satu konsep pengembangan wilayah khususnya wilayah pesisir, dengan pengembangan melalui sektor perikanan, di harapkan nantinya akan mengembangkan sektor-sektor lainya. Saya setuju sekali dengan model pengembangan minapolitan di wilyah pesisir, sehingga wilayah tersebut bisa menjadi mandiri. Mandiri disini adalah mampuh meningkatkan kualitas pembangunan dalam rangka pemenuhan sarana prasarana di wilayah tersebut dengan menggunakan dana hasil pendapatan wilayah itu sendiri. Selain itu juga, meningkatkan perekonomian wilayah tersebut  juga akan membantu dalam pemenuhan pembangunan infrastruktur di wilayah tersebut.Sehingga Indikator keberhasilan adalah kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan dan perkembangan wilayah pesisir.
Untuk mewujudkan kesejahteraan kelautan perikanan harus ada peningkatan kualitas/kuantitas pendidikan, kesehatan, serta daya beli masyarakat. Selanjutnya daya beli masyarakat akan naik kalau produksi dan pemasaran sektor kelautan perikanan melonjak atau sering di sebut ekonomi produk domestik.
Keterpaduan subsektor perikanan tangkap, budidaya, produk kelautan, pengolahan, pemasaran, infrastruktur, sarana dan prasarana , aksesibilitas, sektor pendukung dan lainnya terwujud dalam satu kawasan yang ditetapkan sebagai minapolitan menjadi syarat mutlak, dengan mandirinya semua wilayah dan terpenuhinya semua kebutuhan di wilayah tersebut, maka diharapkan akan meningkatkan sumberdaya masyarakat pesisir, mengurangi wilayah tertinggal dan meminimalisir disparitas antar wilayah.


Jumat, 25 Maret 2011

Sore Tugu Pahlawan

Jumat, 25 Maret 2011 0
Kriiik..kriiikkk.. mata saya ngantuk rasanya tapi ini hati rasanya pengen nulis...hheheee

Kali ini saya akan menceritakan pengalaman saya minggu lalu, yaitu saat saya survei lokasi di daerah Tugu Pahlawan Surabaya.. Survei ini di lakukan untuk tugas mata kuliah saya yakni Perancangan Kota. Tugu Pahlawan merupakan ikon kota Surabaya dimana isinya adalah satu monumen (seperti monas, tapi ga bisa di naiki), taman dan museum, beserta patung-patung yang di bangun untuk mengenang jasa para pahlawan. Daerah ini terletak di Surabaya Pusat agak ke Utara dimana wilayah sekelilingnya adalah desain kota-kota tua atau Urban Herritage.

Udah ngerti tentang isinya dan lokasai Tugu Pahlawan yah...kira-kira bisa menggambarkanlah...
Nah ini pengalaman saya... sampe lokasi langsung berhenti sore jam 16.00,  seperti biasa kalo udah namanya survei, agenda utamanya adalah foto-foto. Saya dan teman saya bertugas mengambil gambar di daerah luar sekitar Tugu Pahlawan. Nah, disini pengalaman yang saya dapat, ternyata keindahan kota baru bisa di nikmati saat kita berjalan kaki mengelilinginya, secara hampir 3 tahun lebih saya di Surabaya dan daerah ini udah beberapa kali saya lewati namun tak ada perasaan spesial....

Pertama-tama memutari terlihat crowdednya Kota Surabaya dan berjalan agak kebelakang terlihat gedung Bank Indonesia yang arsitekturnya lama kemudian memutar dan terlihat beberapa kantor instansi juga kantor Gubernur Jawa Timur yang arsitektur bangunannya juga tua... ini lah seni nya memandangi kota dengan berjalan kaki... ada kenikmatan tersendiri ketika memandangi bangunan dan suasana kota lebih rinci, bukan di atas kendaraan..

I Love Surabaya :D


Selasa, 01 Maret 2011

Hujan dan kenangan

Selasa, 01 Maret 2011 0
Aku berjalan dalam genangan
Sisa semalam langit bergeming
Ku mantapkan langkah menuju rindangan
Menyambut teduh dalam dahan beranting

Terduduk lesuku di bawah angin
Terisak dengan masa itu
Terlintas kengan saat hening
Tersambut perih saat tidak menyatu

Saat itu berasa sangat dekat
Namun apapun itu
Aku tak mendapatkannya
Karena kau tak mengindahkannya

Saat ini aku hanya bisa mengenang
Kedekatan itu
bukan akan terulang
Namun sepertinya pergi dan berlalu

" INGIN RASANYA MENGULANG SEMUA, NAMUN ITU HANYA MIMPI DAN KESALAHAN MASA LAU YANG TAK MUNGKIN BERULANG"
 
WRITE YOUR "OWN" ◄Design by Pocket, BlogBulk Blogger Templates