Senin, 13 September 2010

Pindahkan Ibu Kota

Senin, 13 September 2010
Sering sudah kita mendengar, bahwa akan di pindahkannya Ibu Kota Indonesia Jakarta ke Palangkaraya. Hal ini sudah terdengar sejak kepemimpinan Presiden Soeharto bergulir. Pada tahun 1980-an mantan Presiden Soeharto sudah mencanangkan hal ini, di karenakan banyaknya permasalah yang di dera kota Jakarta. Beberapa pemerhatipun sempat bersuara "bila ibu kota tidak dipindahkan maka, akan terjadi ledakan sosial di ibu kota dalam 20 tahun kedepan".
Belakangan ini isu tersebut sedang marak di perdebatkan, hal ini juga di picu oleh semakin "sakit" ibu kota Jakarta yang semakin memprihatinkan, seperti ledakan jumlah kendaraan bermotor pribadi di Jakarta. Jakarta sudah bukan merupakan sebuah kota yang nyaman untuk di ringgali, seperti pada posting saya sebelumnya 1 KM bisa aja di tempuh dalam waktu 2 jam. Selain itu juga ledakan sosial di kota Jakarta, Kota ini sudah terlihat kumuh, karena setiap tahunnya lebih dari 10.000 orang yang datang ke Jakarta sebagai pendatang, apa lagi musim mudik kayak begini???
Namum, dalam prosesnya pemindahan ibu kota Jakarta ke Palangkaraya tidak dapat berjalan dengan muda. Yang paling mecolok adalah anggaran dana negara yang tidak membutuhkan sedikit. Karena, dalam pemindahannya bukan hanya mempengaruhi segelintir orang harus pula di ikuti dengan pemindahan sektor pemerintahan, perumahan, pusat bisnis, dll.

Peningkatan jumlah kendaraan dan penduduk di atas akan mengakibatkan:
1. Jakarta akan jadi kota yang sangat macet
2. Dengan banyaknya orang bekerja di Jakarta padahal rumah mereka ada di pinggiran Jabotabek, akan mengakibatkan pemborosan BBM. Paling tidak ada sekitar 6,5 milyar liter BBM dengan nilai sekitar Rp 30 trilyun yang dihabiskan oleh 2 juta pelaju ke Jakarta setiap tahun.
3. Dengan kemacetan dan jauhnya jarak perjalanan, orang menghabiskan waktu 3 hingga 5 jam per hari hanya untuk perjalanan kerja.
4. Stress meningkat akibat kemacetan di jalan.
5. Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) juga meningkat karena orang berada lama di jalan dan menghisap asap knalpot kendaraan
6. Banjir dan kekeringan akan semakin meningkat karena daerah resapan air terus berkurang.
Jumlah penduduk Indonesia akan terpusat di wilayah Jabodetabek. Saat ini saja sekitar 30 juta dari 200 juta penduduk Indonesia menempati area 1500 km2 di Jabodetabek. Atau 15% penduduk menempati kurang dari 1% wilayah Indonesia.
7. Pembangunan akan semakin tidak merata karena kegiatan pemerintahan, bisnis, seni, budaya, industri semua terpusat di Jakarta dan sekitarnya.
8. Tingkat Kejahatan/Kriminalitas akan meningkat karena luas wilayah tidak mampu menampung penduduk yang terlampau padat.
9. Timbul bahaya kelaparan karena over populasi dan sawah berubah jadi rumah, kantor, dan pabrik. Saat ini pulau Jawa yang merupakan pulau terpadat di dunia 7 x lipat lebih padat daripada RRC. Kepadatan penduduk di Jawa 1.007 orang/km2 sementara di RRC hanya 138 orang/km2. Tak heran di pulau Jawa banyak orang yang kelaparan dan makan nasi aking.
( sumber : http://jendralberita.wordpress.com/2009/12/12/rencana-pemindahan-ibukota-negara-indonesia-dari-jakarta/ )

Kalau di pikir-pikir sii rebet juga kalau mau mindahin ibu kota. Tapi, itu merupakan solusi terbaik untuk membenahi kota Jakarta yang sudah terlanjur "sakit". Terus Berkibar Merah Putih ku.

0 Suara:

Posting Komentar

 
WRITE YOUR "OWN" ◄Design by Pocket, BlogBulk Blogger Templates